Jumat, 04 Oktober 2013

MAKALAH INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)




BAB
PEMBAHASAN

A.  Pengertian

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih (mencakup organ-organ saluran kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra). Infeksi saluran kemih adalah istilah umum untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Tidak semua infeksi saluran kemih menimbulkan gejala, infeksi saluran kemih yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai infeksi saluran kemih asimtomatis. (Wikipedia Indonesia)
Berikut beberapa kategori infeksi saluran kemih, yakni sebagai berikut:
  1. Infeksi Saluran Kemih Primer : Berdasarkan gejala sistemik pada infeksi saluran kemih ini maka ISK primer dapat dibagi menjadi 2 kategori sebagai berikut :
    • ISK lokal dapat diterapi antibiotika lokal.
    • ISK dengan beberapa gejala sistemik yang bisa diterapi secara antibiotika sistemik seperti amoksilin.
  2. Infeksi Saluran Kemih Sekunder : Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh penyakit lainnya. ISK berulang sendiri merupakan pertanda bahwa Infeksi saluran kemih tersebut termasuk dalam kategori sekunder karena penanganan dan pengobatan ISK sebelumnya tidak tepat. Penyebab penyakit infeksi saluran kemih sekunder adalah diakibatkan oleh obstruksi saluran kemih seperti pembesaran prostat, struktur uretra dan batu saluran kemih. Oleh karena itu, penanganan dan pengobatan penyakit infeksi saluran kemih sekunder haruslah berdasarkan penyebabnya yang perlu diketahui.
Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter, sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus pada kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu.

B.  Prevalensi
Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40 – 60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %. Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20%. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia.Sekitar 15% wanita, mengalami paling sedikit satu kali serangan akut infeksi saluran kemih selama hidupnya. Sebagian besar infeksi tersebut adalah asimtomatik, angka kejadiannya pada wanita hamil adalah 5%-6% dan meningkat sampai 10% pada resiko tinggi. Walaupun infeksi yang terjadi karena penyebaran kuman melalui pembuluh darah dan limfe, akan tetapi yang terbanyak dan tersering adalah kuman-kuman keatas melalui uretra kedalam kandung kemih dan saluran kemih yang lebih atas.

C.  Faktor resiko atau penyebab
Bakteri utama penyebab Infeksi saluran kemih adalah bakteri Escherichia coli (E. coli) yang banyak terdapat pada tinja manusia dan biasa hidup di kolon. Wanita lebih rentan terkena ISK karena uretra wanita lebih pendek daripada uretra pria sehingga bakteri ini lebih mudah menjangkaunya. Infeksi juga dapat dipicu oleh batu di saluran kencing yang menahan koloni kuman. Sebaliknya, ISK kronis juga dapat menimbulkan batu.
Mikroorganisme lain yang bernama Klamidia dan Mikoplasma juga dapat menyebabkan ISK pada laki-laki maupun perempuan, tetapi cenderung hanya di uretra dan sistem reproduksi. Berbeda dengan E coli, kedua bakteri itu dapat ditularkan secara seksual sehingga penanganannya harus bersamaan pada suami dan istri.
D.  Tanda dan gejala

Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah adalah :
1.    Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih
2.    Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis
3.    Hematuria
4.    Nyeri punggung dapat terjadi

Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah :
1.    Demam
2.    Menggigil
3.    Nyeri panggul dan pinggang
4.    Nyeri ketika berkemih
5.    Malaise
6.    Pusing
7.    Mual dan muntah


E.   Penanganan atau terapinya
1.      Terapi farmakologis
   Terapi farmakologi yang diberikan meliputi :
1.      Cotrimoxazole
Nama Dagang : Bactrim® (Roche), Kaftrim® (Kimia Farma), Inatrim® (Indo Farma), Primadex® (Dexa Medica), Sanprima® (Sanbe), Triminex® (Konimex)
Indikasi : Infeksi Saluran Kemih, Infeksi Saluran Pencernaa, Infeksi Saluran Pernapasan, Infeksi kulit
Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap komponen obat, anemia megaloblastik
Efek samping dari cotrimoxazole antara lain: megaloblastosis, leukopenia, trombositopenia (pada orang dengan defisiensi folat), dermatitis eksfoliatif, sindroma Steven-Johnson, nekrolisis epidermal toksik (jarang), mual, muntah, sakit kepala, dll.
         Dosis
         Cotrimoxazole digunakan untuk infeksi ringan saluran kemih bagian bawah. Dosis 160 mg trimethoprim dan 800 mg sulfamethoxazole setiap 12 jam selama 10 hari menyembuhkan sebagian besar pasien. Pemberian dosis tunggal (320 mg trimethoprim dan 1600 mg sulfamethoxazole) selama 3 hari juga efektif untuk pengobatan infeksi akut saluran kemih yang ringan, infeksi kronik dan berulang pada saluran kemih.
Bentuk Sediaan :
         Tablet ( 80 mg Trimethoprim – 400 mg Sulfamethoxazole
         Kaplet Forte (160 mg Trimethoprim – 800 mg Sulfamethoxazole )
         Sirup suspensi ( Tiap 5 ml mengandung 40 mg Trimethoprim – 200 mg Sulfamethoxazole



2.      Ciprofloxacin
Bentuk Sediaan :
         Tablet ( 80 mg Trimethoprim – 400 mg Sulfamethoxazole
         Kaplet Forte (160 mg Trimethoprim – 800 mg Sulfamethoxazole )
         Sirup suspensi ( Tiap 5 ml mengandung 40 mg Trimethoprim – 200 mg Sulfamethoxazole
         Kontra Indikasi:
         Penderita yang hipersensitivitas terhadap siprofloksasin dan derivat quinolone lainnya
         tidak dianjurkan pada wanita hamil atau menyusui,anak-anak pada masa
         pertumbuhan,karena pemberian dalam waktu yang lama dapat menghambat pertumbuhan tulang rawan.
         Hati-hati bila digunakan pada penderita usia lanjut
         Pada penderita epilepsi dan penderita yang pernah mendapat gangguan SSP hanya digunakan bila manfaatnya lebih besar dibandingkan denag risiko efek sampingnya
         Komposisi:
Ciprofloxacin 250 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung Ciprofloxacin 250 mg
Ciprofloxacin 500 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung ciprofloxacin 500 mg.
         Farmakologi:
Ciprofloxacin(1-cyclopropyl-6-fluoro-1,4-dihydro-4-oxo-7-(-1-piperazinyl-3-quinolone carboxylic acid) merupakan salah satu obat sintetik derivat quinolone.
Dosis :
Untuk infeksi saluran kemih :
- Ringan sampai sedang : 2 x 250 mg sehari
- Berat : 2 x 500 mg sehari
-          Untuk gonore akut cukup pemberian dosis tunggal 250 mg sehari
Nama Dagang : Ciproxin® (Bayer), Interflox® (Interbat), Nilaflox® (Nicholas), Quidex® (Ferron), Renator® (Fahrenheit), Scanax® (Tempo Scan Pasific)
Nama Generik : Ciprofloxacin
Efek samping :
Efek samping siprofloksasin biasanya ringan dan jarang timbul antara lain:
- Gangguan saluran cerna : Mual,muntah,diare dan sakit perut
- Gangguan susunan saraf pusat : Sakit kepala,pusing,gelisah,insomnia dan euphoria
- Reaksi hipersensitivitas : Pruritus dan urtikaria
- Peningkatan sementara nilai enzim hati,terutama pada pasien yang pernah mengalami kerusakan hati.
- Bila terjadi efek samping konsultasi ke Dokter


3.      Betalactam: Penicillin dan Cephalosporin
Penicillin
Cephalosporin



2.      Terapi non farmakologis
Adapun terapi non farmakologis ISK yaitu sebagai berikut :
1.      Perbanyak minum air 8 gelas sehari atau 2,5 liter dalam sehari
  1. Berceboklah dengan cara dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus masuk ke vagina atau uretra.
  2. Bersihkan alat vital sebelum berhubungan
  3. Buang air kecil setelah berhubungan seksual untuk membersihkan bakteri dari saluran kencing
  4. Jangan menahan kencing bila Anda ingin buang air kecil
  5. Mandi dengan gayung/shower, tidak dengan bath tub
  6. Tidak menahan kemih, sebagai upaya untuk membersihkan saluran kemih dari kuman
Untuk mengurangi risiko ISK pada kateterisasi, perlu kateterisasi yang tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kateterisasi antara lain jenis kateter, teknik dan lama kateterisasi.


BAB
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih, yang bisebabkan oleh bakteri Eschericia coli. Penderita ISK kebanyakan adalah wanita karena uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar