BAB
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Infeksi
saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih
(mencakup organ-organ saluran kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan
uretra). Infeksi saluran kemih adalah istilah umum untuk mengatakan adanya
invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Jenis ISK yang paling
umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis.
Tidak semua infeksi saluran kemih menimbulkan gejala, infeksi saluran kemih
yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai infeksi saluran kemih
asimtomatis. (Wikipedia Indonesia)
Berikut beberapa kategori infeksi
saluran kemih, yakni sebagai berikut:
- Infeksi Saluran Kemih Primer : Berdasarkan gejala sistemik pada infeksi saluran kemih ini maka ISK primer dapat dibagi menjadi 2 kategori sebagai berikut :
- ISK lokal dapat diterapi antibiotika lokal.
- ISK dengan beberapa gejala sistemik yang bisa diterapi secara antibiotika sistemik seperti amoksilin.
- Infeksi Saluran Kemih Sekunder : Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh penyakit lainnya. ISK berulang sendiri merupakan pertanda bahwa Infeksi saluran kemih tersebut termasuk dalam kategori sekunder karena penanganan dan pengobatan ISK sebelumnya tidak tepat. Penyebab penyakit infeksi saluran kemih sekunder adalah diakibatkan oleh obstruksi saluran kemih seperti pembesaran prostat, struktur uretra dan batu saluran kemih. Oleh karena itu, penanganan dan pengobatan penyakit infeksi saluran kemih sekunder haruslah berdasarkan penyebabnya yang perlu diketahui.
Infeksi saluran kemih sering terjdi pada
wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga
bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain
yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit
lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan
kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan
kelamin memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua
otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan
ureter, sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus pada
kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu.
B. Prevalensi
Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan
meningkatnya usia. Pada usia 40 – 60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %.
Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka
prevalensi ISK sebesar 20%. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki
maupun wanita dari semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut
usia.Sekitar 15% wanita, mengalami paling sedikit satu kali serangan akut
infeksi saluran kemih selama hidupnya. Sebagian besar infeksi tersebut adalah
asimtomatik, angka kejadiannya pada wanita hamil adalah 5%-6% dan meningkat
sampai 10% pada resiko tinggi. Walaupun infeksi yang terjadi karena penyebaran
kuman melalui pembuluh darah dan limfe, akan tetapi yang terbanyak dan tersering
adalah kuman-kuman keatas melalui uretra kedalam kandung kemih dan saluran
kemih yang lebih atas.
C. Faktor
resiko atau penyebab
Bakteri utama penyebab Infeksi saluran kemih adalah bakteri Escherichia coli (E.
coli) yang banyak terdapat pada tinja manusia dan biasa hidup di kolon. Wanita
lebih rentan terkena ISK karena uretra wanita lebih pendek daripada uretra pria
sehingga bakteri ini lebih mudah menjangkaunya. Infeksi juga dapat dipicu oleh
batu di saluran kencing yang menahan koloni kuman. Sebaliknya, ISK kronis juga
dapat menimbulkan batu.
Mikroorganisme lain yang bernama Klamidia dan Mikoplasma juga dapat
menyebabkan ISK pada laki-laki maupun perempuan, tetapi cenderung hanya di
uretra dan sistem reproduksi. Berbeda dengan E coli, kedua bakteri itu dapat
ditularkan secara seksual sehingga penanganannya harus bersamaan pada suami dan
istri.
D. Tanda
dan gejala
Tanda dan gejala ISK
pada bagian bawah adalah :
1.
Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih
2.
Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis
3.
Hematuria
4.
Nyeri punggung dapat terjadi
Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah :
1.
Demam
2.
Menggigil
3.
Nyeri panggul dan pinggang
4.
Nyeri ketika berkemih
5.
Malaise
6.
Pusing
7.
Mual dan muntah
E. Penanganan
atau terapinya
1. Terapi
farmakologis
Terapi farmakologi yang diberikan meliputi :
1.
Cotrimoxazole
Nama Dagang : Bactrim® (Roche), Kaftrim® (Kimia Farma), Inatrim®
(Indo Farma), Primadex® (Dexa Medica), Sanprima® (Sanbe), Triminex® (Konimex)
Indikasi : Infeksi Saluran Kemih, Infeksi Saluran Pencernaa,
Infeksi Saluran Pernapasan, Infeksi kulit
Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap komponen obat, anemia
megaloblastik
Efek samping dari cotrimoxazole antara lain: megaloblastosis,
leukopenia, trombositopenia (pada orang dengan defisiensi folat), dermatitis
eksfoliatif, sindroma Steven-Johnson, nekrolisis epidermal toksik (jarang),
mual, muntah, sakit kepala, dll.
•
Dosis
•
Cotrimoxazole
digunakan untuk infeksi ringan saluran kemih bagian bawah. Dosis 160 mg
trimethoprim dan 800 mg sulfamethoxazole setiap 12 jam selama 10 hari
menyembuhkan sebagian besar pasien. Pemberian dosis tunggal (320 mg
trimethoprim dan 1600 mg sulfamethoxazole) selama 3 hari juga efektif untuk
pengobatan infeksi akut saluran kemih yang ringan, infeksi kronik dan berulang
pada saluran kemih.
Bentuk Sediaan :
•
Tablet ( 80 mg
Trimethoprim – 400 mg Sulfamethoxazole
•
Kaplet Forte
(160 mg Trimethoprim – 800 mg Sulfamethoxazole )
•
Sirup suspensi (
Tiap 5 ml mengandung 40 mg Trimethoprim – 200 mg Sulfamethoxazole
2.
Ciprofloxacin
Bentuk Sediaan :
•
Tablet ( 80 mg
Trimethoprim – 400 mg Sulfamethoxazole
•
Kaplet Forte
(160 mg Trimethoprim – 800 mg Sulfamethoxazole )
•
Sirup suspensi (
Tiap 5 ml mengandung 40 mg Trimethoprim – 200 mg Sulfamethoxazole
•
Kontra Indikasi:
•
Penderita yang hipersensitivitas terhadap
siprofloksasin dan derivat quinolone lainnya
•
tidak dianjurkan pada wanita hamil atau
menyusui,anak-anak pada masa
•
pertumbuhan,karena pemberian dalam waktu yang lama
dapat menghambat pertumbuhan tulang rawan.
•
Hati-hati bila digunakan pada penderita usia lanjut
•
Pada penderita epilepsi dan penderita yang pernah
mendapat gangguan SSP hanya digunakan bila manfaatnya lebih besar dibandingkan
denag risiko efek sampingnya
•
Komposisi:
Ciprofloxacin 250 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung Ciprofloxacin 250 mg
Ciprofloxacin 500 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung ciprofloxacin 500 mg.
Ciprofloxacin 250 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung Ciprofloxacin 250 mg
Ciprofloxacin 500 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung ciprofloxacin 500 mg.
•
Farmakologi:
Ciprofloxacin(1-cyclopropyl-6-fluoro-1,4-dihydro-4-oxo-7-(-1-piperazinyl-3-quinolone carboxylic acid) merupakan salah satu obat sintetik derivat quinolone.
Ciprofloxacin(1-cyclopropyl-6-fluoro-1,4-dihydro-4-oxo-7-(-1-piperazinyl-3-quinolone carboxylic acid) merupakan salah satu obat sintetik derivat quinolone.
Dosis :
Untuk infeksi saluran kemih :
- Ringan sampai sedang : 2 x 250 mg sehari
- Berat : 2 x 500 mg sehari
-
Untuk gonore akut cukup pemberian dosis tunggal 250 mg
sehari
Nama Dagang : Ciproxin® (Bayer), Interflox® (Interbat), Nilaflox®
(Nicholas), Quidex® (Ferron), Renator® (Fahrenheit), Scanax® (Tempo Scan
Pasific)
Nama Generik : Ciprofloxacin
Efek samping :
Efek samping siprofloksasin biasanya ringan dan jarang timbul antara lain:
- Gangguan saluran cerna : Mual,muntah,diare dan sakit perut
- Gangguan susunan saraf pusat : Sakit kepala,pusing,gelisah,insomnia dan
euphoria
- Reaksi hipersensitivitas : Pruritus dan urtikaria
- Peningkatan sementara nilai enzim hati,terutama pada pasien yang pernah
mengalami kerusakan hati.
- Bila terjadi efek samping konsultasi ke Dokter
3.
Betalactam:
Penicillin dan Cephalosporin
Penicillin
Cephalosporin
2. Terapi
non farmakologis
Adapun terapi non farmakologis ISK yaitu sebagai berikut :
1.
Perbanyak minum air 8 gelas sehari atau 2,5 liter
dalam sehari
- Berceboklah dengan cara dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus masuk ke vagina atau uretra.
- Bersihkan alat vital sebelum berhubungan
- Buang air kecil setelah berhubungan seksual untuk membersihkan bakteri dari saluran kencing
- Jangan menahan kencing bila Anda ingin buang air kecil
- Mandi dengan gayung/shower, tidak dengan bath tub
- Tidak menahan kemih, sebagai upaya untuk membersihkan saluran kemih dari kuman
Untuk mengurangi risiko ISK pada kateterisasi, perlu kateterisasi
yang tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kateterisasi antara lain
jenis kateter, teknik dan lama kateterisasi.
BAB
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi saluran kemih
(ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada
saluran kemih, yang bisebabkan oleh bakteri Eschericia coli. Penderita ISK
kebanyakan adalah wanita karena uretra wanita yang lebih pendek sehingga
bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar